1. Jenis dan Karakteristik Material BETON
A. Pengertian Beton
Beton adalah hasil pencampuran semen portland, air, dan agregat. Kadang-kadang juga ditambah bahan tambahan yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia dengan perbandingan tertentu.
Pada proses terbentuknya beton, semen dan air akan membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai perekat / pengikat dalam proses pengerasan. Pada proses pengerasan, pasta semen dan agregat halus
( pasir ) akan membentuk mortar yang akan menutup rongga-rongga antara agregat kasar ( kerikil atau batu pecah ) sedangkan pori-pori antara agregat halus diisi oleh pasta semen yang merupakan campuran antara semen dengan air sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak/padat.
B. Jenis – Jenis Beton
Ada bermacam – macam jenis beton, yaitu :
a. Beton Ringan
Beton ringan adalah beton yang dibuat dengan beban mati dan kemampuan penghantaran panas
yang lebih kecil dengan berat jenis kurang dari 1800 kg/m3.
b. Beton Massa
Beton massa adalah beton yang dituang dalam volume besar, yaitu perbandingan antara volume
dan luas permukaannya besar. Biasanya beton massa dimensinya lebih dari 60 cm.
c. Ferrosemen
Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu
tulangan berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar
semen.
d. Beton Serat (Fibre Concrete)
Beton Serat (Fibre Concrete) adalah bagian komposit yang terdiri dari dari beton biasa
dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak – retak sehingga
menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.
e. Beton Non Pasir (No-Fines Concrete),
Beton Non Pasir (No-Fines Concrete) adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan
yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton.
Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa
keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton serta berkurangnya berat
jebis beton.
f. Beton Siklop
Beton Siklop adalah beton normal / beton biasa yang menggunakan ukuran agregat yang
relatif besar. Ukuan agregat kasar dapat mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang
lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 % agregat seluruhnya.
g. Beton Hampa
Beton Hampa adalah beton yang setelah diaduk, dituang, dan dipadatkan sebagaimana beton biasa,
air sisa reaksi disedot dengan cara khusus yang disebut cara vacuum. Air yang tertinggal hanya air
yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
h. Beton Mortar
Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Mortar dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: mortar lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.
C. Sifat – Sifat Beton
-Beton Segar
Hal – hal penting yang berkaitan dengan sifat – sifat beton segar adalah
1. Kemudahan pengerjaan ( workability )
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan
dipadatkan.
Unsur – unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar :
a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton.
b. Makin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
c. Penambahan semen kedalam campuran yang diikuti dengan bertambahnya air pada campuran
untuk memperoleh nilai fas tetap.
d. Gradasi campuran pasir dan kerikil.
e. Pemakaian butir maksimum kerikil.
f. Pemakaian butir – butir batuan yang bulat.
2. Pemisahan kerikil.
Kecenderungan butir – butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut
segregation.
Kecenderungan pemisahan kerikil dapat diperbesar dengan cara:
a. Mengurang semen pada campuran adukan beton
b. Menambah jumlah air.
c. Memperbesar butir kerikil.
d. Memperkasar permukaan kerikil.
Pemisahan kerikil dari adukan beton kurang baik setelah beton mengeras Untuk mengurangi
kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka diusahakan hal – hal sebagai berikut:
a. Memberikan air secukupnya ( sesuai dengan kebutuhan )
b. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu tinggi
c. Cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara yang betul.
3. Pemisahan air
Kecenderungan air untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja
dipadatkan disebut bleeding.
Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara – cara berikut:
a. Memberi lebih banyak semen.
b. Menggunakan air sesedikit mungkin.
c. Menggunakan pasir lebih banyak
-Beton Keras
Sifat – sifat mekanis beton keras adalah :
a. Sifat jangka pendek atau sesaat
Sifat jangka pendek terdiri dari :
1. Kekuatan tekan.
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh :
-Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya.
-jenis semen dan kualitasnya .
-Jenis dan lekak – lekuk bidang permukaan agregat.
-Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya).
-Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).
-Efisiensi dan perawatan.
2. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapanbelas kuat desak beton pada waktu umurnya masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya. Kekuatan tarik biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak – retak akibat perubahan kadar air dan suhu.
3. Kekuatan geser
Di dalam praktek, kekuatan geser beton selalu diikuti oleh kekuatan desak dan tarik oleh lenturan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.
b. Sifat jangka panjang
Sifat jangka panjang terdiri dari:
1. Rangkak
Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.
Faktor – faktor yang mempengaruhi rangkak adalah:
a. Kekuatan
Rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar
b. Perbandingan campuran
Bila fas dan volume pasta semen berkurang maka rangkak berkurang.
c. Agregat
d. Rangkak bertambah bila agregat makin halus)
e. Perawatan
f. Umur
g. Kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton
2. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton karena terjadi kehilangan uap air ketika terjadi penguapan. Faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah :
a. Agregat sebagai penahan susut pasta semen
b. Faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut)
c. Ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume elemen betonnya semakin besar)
d. Kondisi lingkungan
e. Banyaknya penulangan
f. Bahan tambahan.
D. Kelebihan dan Kekurangan Beton
Kelebihan Beton
Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah
1. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland.
2. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran sehingga biaya perawatannya rendah
3. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi dan mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan / pembusukan oleh kondisi lingkungan.
4. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.
5. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan .
Kekurangan Beton
Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan atau tulangan kasa.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4. Beton tidak kedap air sehingga air yang membawa kandungan garam dapat masuk dan merusak beton.
5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail terutama pada struktur tahan gempa.
2. JENIS DAN KARAKTERISTIK KERAMIK
A. Karakteristik Keramik
Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya.
Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatanantara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang merupakan bahan baku penting bagi keramik.
B. Jenis-Jenis Keramik
1. Keramik teraso
Bagi Anda yang suka dengan dekorasi interior bergaya klasik dan etnik, maka jenis keramik teraso adalah pilhan yang tepat. Keramik teraso banyak digunakan pada bangunan rumah. Meskipun demikian, beberapa bangunan restoran, hotel, dan vila yang mengusung tema-tema tradisional juga banyak menggunakan keramik teraso. Untuk ukurannya sendiri, pada umumnya keramik teraso memiliki ukuran 20 x 20 sentimeter.
2. Keramik kuadrat
Pemakaian keramik kuadrat biasanya diterapkan pada teras rumah. Pasalnya, jenis keramik kuadrat mampu mengurangi tingkat porositas. Hal ini dikarenakan keramik kuadrat dibuat dengan cara dipanggang pada suhu tinggi. Tak heran jika keramik kuadrat umumnya hadir dalam balutan warna merah yang khas. Bahan untuk membuat keramik kuadrat adalah tanah liat dan tanpa campuran glasir.
3. Keramik mozaik
Dinamakan keramik mozaik karena memiliki motif heksagonal kecil. Biasanya jenis keramik ini dipasang untuk lantai kamar mandi atau lorong komersial. Terdapat dua tipe keramik mozaik yang bisa Anda jumpai di pasaran. Pertama, keramik mozaik tanpa glasir yang memiliki konsistensi warna sehingga tidak licin. Kedua, jenis keramik mozaik yang berlapis kaca dengan tingkat penyerapan air rendah. Daya tahannya yang sangat baik membuat keramik mozaik selalu diandalkan hampir di seluruh negara dunia.
4. Pavers
Beberapa orang menyebut keramik pavers dengan nama ubin genting. Ini dikarenakan pavers terbuat dari bahan tanah liat dengan tingkat ketebalan melebihi keramik pada umumnya. Anda bisa menjumpai keramik pavers dalam ukuran 12 inci atau lebih besar. Pavers saat ini banyak digunakan sebagai ubin untuk area di tepi kolam renang, halaman depan atau belakang, serta teras rumah.
5. Keramik marmer
Di Indonesia, lantai keramik marmer banyak digunakan untuk bangunan rumah mewah maupun hotel. Harganya yang relatif mahal karena pembuatan keramik marmer harus melalui proses kristalisasi batu kapur terlebih dulu. Estetika pola keramik marmer yang elegan dan mengilap tentu memberikan nilai tersendiri pada keindahan desain interior Anda. Hebatnya lagi, daya kilap keramik marmer ini bisa bertahan hingga delapan tahun lho!
6. Keramik granit alam
Selain keramik marmer, granit alam ini juga sering dipakai untuk bangunan mewah. Karena diperoleh dari hasil tambang, harga keramik granit alam ini terbilang mahal dibandingkan dengan jenis keramik lainnya. Pemasangan keramik granit alam bisa dilakukan untuk mempercantik interior kamar tidur, ruang keluarga, maupun ruang tamu. Beberapa bangunan restoran bintang lima juga menggunakan keramik granit alam sebagai lantai area dapur karena tahan terhadap suhu panas.
C. Teknik pemerosesan keramik
a. Pembubukan
Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar tersebut dapat diperoleh dengan metode konvensional atau non konvensional. Metode konvensional misalnya kalsinasi; yaitu menguraikan suatu bahan padatan menjadi beberapa bagian yang lebih sederhana; Milling yaitu menggiling atau menghaluskan bahan; mixing yaitu mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan. Sedangkan metode nonkonvensional misalnya teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode fase uap, atau dekomposisi garam. Dalam proses pembubukan tersebut , seringkali harus ditambahkan bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan atatu bahan organik yang berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan sehingga mudah dibentuk.
b. Pembentukan
Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik dan aksial; metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak balut yaitu bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu bahan dimasukan ke dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.
c. Penekanan
Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk keramik menjadi suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang telah menjadi bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar penekanan dibagi menjadi 3 yaitu:
Uniaxial
Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu arah. Penenkanan ini dapat memproduksi banyak pelet dan tidak mahal dibanding metode lain. Berdasarka cara kerjanya, penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu : single action uniaxial pressing, double action uniaxial pressing, dan uniaxial pressing with a floating mould or die.
Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.
Hot pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan panas pada serbuk.
d. Sintering
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel akan saling melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung berbrntuk bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e. Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.
f. Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan dan lain-lain.
Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel akan saling melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung berbrntuk bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e. Anneling dan Aging
Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan maksud agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.
f. Tahap akhir
Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan dan lain-lain.
3. JENIS DAN KARAKTERISTIK GENTING
A. jenis Genting
1. Genteng Aspal
Pertama, genteng aspal dapat
digunakan di hampir semua rangka atap. Anda bisa menggunakannya bersama atap
kayu, baja ringan, hingga beton. Kedua, jenis genteng ini lentur, kuat, dan
tahan api. Ketiga, genteng ini diklaim anti-bocor karena bentuknya berlapis dan
lebar. Keempat, modelnya cenderung simpel dan sangat cocok untuk rumah
minimalis. Pilihan warnanya pun beragam, sehingga Anda tinggal menyesuaikannya
dengan warna tembok rumah Anda. Pemasangannya pun praktis dan bisa dikerjakan
dalam waktu singkat.
Namun, ada satu hal yang perlu
Anda perhatikan. Jenis genteng ini juga memiliki kelemahan, yaitu harganya yang
cukup tinggi dan pemasangan yang harus dilakukan oleh ahlinya. Anda tidak bisa
menyerahkannya sembarangan pada tukang bangunan. Begitu juga kalau rusak. Anda
harus menghubungi tukang profesional untuk memperbaiki atap.
2. Genteng Beton
Genteng beton terbuat dari
semen, pasir dan fly ash, yaitu abu
bekas pembakaran batu bara. Genteng beton tidak membutuhkan perawatan khusus,
dan tahan (amat lama) hingga 50 tahun. Apalagi jika Anda memilih produk yang
tepat dan mengaplikasikannya dengan benar.
Karena komponen materialnya ini,
genteng beton juga tahan dari api serta tidak mudah bocor. Walaupun terbuat
dari beton, genteng ini memiliki cukup banyak variasi bentuk dan warnanya,
sehingga mudah disesuaikan dengan bentuk rangka atap dan konsep rumah minimalis
Anda.
Meski begitu, genteng beton
memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah dari segi berat. Genteng
beton sedikit lebih berat dibanding jenis genteng lainnya dan hal ini bisa
membebani struktur hunian. Untuk mengakali kekurangan tersebut, Anda
membutuhkan setidaknya rangka baja ringan untuk penopangnya.
3. Genteng Tanah Liat
Genteng clay atau tanah liat adalah jenis genteng
yang umum digunakan di Indonesia. Dulu, bentuk dan warna genteng tanah liat
sangat terbatas sehingga memberikan kesan kuno dan membosankan. Namun, kini
genteng tanah liat diproduksi dengan berbagai model dan warna yang modern.
Jadi, jangan khawatir, karena pilihan jenis genteng ini akan tetap cocok untuk
rumah minimalis Anda.
Harga genteng tanah liat umumnya
lebih murah dibanding jenis genteng yang lain. Meski murah, genteng ini sangat
bisa diandalkan, karena bisa bertahan hingga ratusan tahun. Bobotnya juga tak
berat, lebih kuat, dan tahan api. Sayangnya, ketahanan dan kecantikan eksterior
jenis genteng ini masih bergantung terhadap cara pemasangannya. Kalau
memasangnya tidak benar, genteng ini mudah bocor dan warnanya mudah memudar
4. Genteng Metal
Genteng ini terbuat dari
lembaran metal yang di-press membentuk
pola seperti genteng. Jenis genteng ini tentunya sangat ringan dan menghemat
struktur hunian. Selain cocok dengan tampilan minimalis rumah Anda, jenis
genteng metal ini juga tahan lama.
Kekurangan dari jenis genteng ini
adalah materialnya yang mudah menyerap panas dan berisik saat terkena hujan.
Nah, jika tak ingin permukaan genteng menjadi mengkilap, menyerap panas, dan
berisik, Anda tak perlu khawatir dan urung memilih genteng metal. Anda bisa kok
memilih jenis genteng metal yang dilapisi dengan butiran pasir dari aspal yang
direkatkan, kemudian ditutup dengan cat di pabrik. Tinggal pilih yang sesuai
untuk rumah Anda.
5. Genteng Kaca
Genteng kaca ini tentu tak
bisa dipasang di seluruh permukaan atap, karena hawa panasnya di siang hari
bisa membuat penghuni tak nyaman. Anda bisa menyelipkan jenis genteng ini di
beberapa tempat yang mungkin tak bisa dipasang jendela sehingga ruangan tetap
bisa mendapat cahaya matahari.
Anda bisa memasangnya di dapur,
misalnya genteng kaca sangat cocok untuk rumah minimalis karena rumah pun jadi
lebih terang dan tampak luas. Satu lagi, Anda juga bisa menghemat listrik.
Genteng tak hanya berfungsi sebagai penutup hunian, tapi juga memberikan
karakteristik sendiri untuk rumahnya.
6. Genteng Keramik
Keramik biasanya memang
dijadikan bahan membuat tatakan meja atau lantai, tapi kali ini juga dapat jadi
opsi genteng rumah Anda. Dengan komposisi warna yang unik atau selaras, Anda
dapat membuat ‘topi’ rumah lebih menarik.
Ini lebih cocok untuk Anda yang
punya rumah cukup tinggi atau beberapa lantai. Bahan ini dapat membantu menahan
terjangan sinar panas matahari. Alhasil rumah tidak akan begitu panas ,
meskipun sangat terik di luar sana. Bisa juga dijadikan genteng untuk balkon
rumah Anda ya.
7. Genteng seng
Ini merupakan jenis atau bahan genteng yang
paling sering digunakan rumah-rumah lama atau zaman dulu di Indonesia. Dengan
ukurannya yang panjang, Anda dapat menghemat biaya bila ingin menjadikan seng
sebagai genteng. Namun, bila memasang genteng jenis ini, ada baiknya diberikan
tambahan penguat seperti beberapa paku tebal agar tidak mudah lepas.
8. Genteng Asbes
Penggunaan genteng asbes
pada zaman sekarang memang sudah dikurangi. Memang harga lebih murah,
pemasangan mudah dan bahan yang ringan membuatnya jadi daya tarik.
Asbes terbuat dari serat
yang mudah terlepas jika sudah lama terekspos perubahan cuaca. Bahkan,
diketahui bahannya pun akan membahayakan Anda. Kami menyarankan untuk
menggunakan asbes sebagai bahan genteng sementara sebelum mendapat jenis yang
tepat.
9.
Genteng Kanopi Baja Ringan
Berikutnya
dari, jenis genteng ini biasanya digunakan sebagai “pemanis” rumah
dan pelindung bagi kendaraan Anda. Jika Anda memiliki ruang terbuka ekstra di
sekitar rumah yang mau dijadikan sebagai tempat bersantai, penggunaan genteng
ini juga banyak oleh orang Indonesia. Selain harga murah, ketahanan dan pilihan
warna yang unik bisa jadi opsi.
10. Genteng Sirap Kayu Ulin
Sebenarnya bahan genteng
ini dapat terbuat dari jenis kayu apapun. Namun, disarankan untuk mencari yang
terbuat dari kayu ulin. Hal ini agar genteng rumah Anda dapat bertahan lama,
karena kayu ulin tergolong kuat.
Nah, jika rumah Anda memiliki
konsep minimalis, Anda tak perlu khawatir. Memilih genteng yang tepat untuk
rumah minimalis tak sulit, karena banyaknya pilihan dengan rentang harga yang
beragam.
B. Proses Pembuatan Genting
TAHAPAN AWAL
Proses pembuatan
genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanah
Pengambilan tanah
sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkungan
Bagian lapisan
paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat genteng,
hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk
tanaman.
Pengambilan tanah
dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang diambil
adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari
permukaan tanah.Pengambilan pun
dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap
pelestarian lingkungan.Proses
selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor seperti
batu, plastik, sampah dll.Setelah cukup
bersih tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air.
PENGOLAHAN TANAH
LIAT
Setelah
didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan.Tujuan dari
proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan
partikel-partikel yang lebih halus dan merata. Proses
penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin
penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama molen, pada proses ini
juga ditambahkan sedikit pasir laut. Tujuan penambahan
pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah proses
penggilingan. Penggilingan
berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa tanah liat yang telah
tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan dibuat. Kotak-kotak
tanah liat ini biasa dinamakan keweh. Keweh inilah yang
pada nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.
PENCETAKAN
GENTENG
Proses
selanjutnya adalah pencetakan genteng. Pencetakan
genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa
mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara
dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg
adalah mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press. Output dari mesin
press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi. Proses
selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan
dibersihkan dari sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses
pengepressan.
PENGERINGAN
Ada beberapa
tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng. Yang pertama
adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil
pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari.Proses
pengeringan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari.
Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah
terik matahari selama kurang lebih 6 jam.
PROSES
PENGERINGAN
Pengeringan
genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku. Pengeringan dalam tungku
berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara
memasukkan genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan
bakar berupa kayu. Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir.
Pengeringan ini juga sebagai pra pembakaran. Proses selanjutnya adalah pembakaran.
Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu ditingkatkan sampai dengan
kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu tersebut.
PENGGLASURAN
Output dari
tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih dahulu
tentunya. Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari
jenisnya. Pada proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando,
so dinamakan genteng morando natural. Untuk proses
selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang berarti
kaca secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan
lapisan kaca pada permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating. Tujuan dari
pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik. Disamping itu
dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut. Bahan utama
glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau
tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan. Bahan bahan
glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan
glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu. Diamkan beberapa
saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2.
PEMBAKARAN TAHAP
II
Proses
selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi
bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses
pembakaran. Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada
proses pembakaran tahap 2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap
2 berlangsung selama 13 jam dengan suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada
suhu 900 derajat celcius.
TAHAPAN TERAKHIR
Tahap yang
terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari
pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu
diperlukan finishing sebelum genteng siap dipasarkan. Finishing yang dilakukan
meliputi pengikiran pada tepi genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan
permukaan genteng. Kemudian pengecatan yang bertujuan untuk menutupi bagian
samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur. Dan yang
terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah
sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan
genteng.
No comments:
Post a Comment